Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KEBIJAKAN GLOBALISASI DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA




Globalisasi telah menjadi sebuah kata yang memiliki makna tersendiri yang sering kali kit abaca atau dengar. Banyak pengguna istilah globalisasi memahaminya berbeda dengan makna yang sesunggunya. Realitas semacam ini bisa diterima mengingat tidak ada definisi yang tunggal terhadap globalisasi. Misalnya menurut R. Robertson (1992:8) merumuskan globalisasi sebagai “thecompression of the world and the intensification of consciousness of  world asa whole.", menurut P. Kotter (1995:42) mendeskripsikan globalisasi sebagai, "the product of manyforces, some of which are political (no major was since 1945), some of which aretechnological (faster and cheaper transportation and communication), and some of which are economic (mature firms seeking growth outside their nationalboundaries). Tetapi, dalam tulisan ini kita cenderung mengutip pendapat J.A. Scholte(2002:15-17) yang menyimpulkan bahwa setidaknya ada lima kategori pengertianglobalisasi yang umum ditemukan dalam literatur. Kelima kategori definisi tersebut berkaitan satu sama lain dan kadang kala saling tumpang-tindih, namun masing-masing mengandung unsur yang khas.
1.      Globalisasi sebagai internasionalisasi
Dengan pemahaman ini, globalisasi dipandang sekedar sebuah kata sifat(adjective) untuk menggambarkan hubungan antar-batas dari berbagai negara.la menggambarkan pertumbuhan dalam pertukaran dan interdependensiinternasional. Semakin besar volume perdagangan dan investasi modal, maka ekonomi antar-negara semakin terintegrasi menuju ekonomi global di mana`ekonomi nasional yang distingtif dilesap dan diartikulasikan kembali ke dalamsuatu sistem melalui proses dan kesepakatan internasional.
2.      Globalisasi sebagai liberalisasi
Dalam pengertian ini, “globalisasi” merujuk pada sebuah proses penghapusan hambatan-hambatan yang dibuat oleh pemerintah terhadap mobilitas antar Negara untuk menciptakan sebuah ekonomi dunia yang terbuka dan tanpa-batas. Mereka yang berpendapat pentingnya menghapus hambatan-hambatan perdagangan dankontrol modal biasanya berlindung di balik mantelglobalisasi.
3.      Globalisasi sebagai universalisasi
Dalam konsep ini, kata global digunakan dengan pemahaman bahwa proses mendunia dan globalisasi merupakan proses penyebaran berbagai objek dan pengalaman kepada semua orang ke seluruh penjuru dunia. Contoh klasik darikonsep ini adalah penyebaran teknologi komputer, televisi, internet, dll.
4.      Globalisasi sebagai westernisasi atau modernisasi (lebih dalam bentukyang Americanised)
Globalisasi dalam konteks ini dipahami sebagai sebuah dinamika, di manastruktur-struktur sosial modernitas (kapitalisme, rasionalisme, industrialisme,birokratisme, dsb.) disebarkan ke seluruh penjuru dunia, yang dalam prosesnya cenderung merusak budaya setempat yang telah mapan serta merampas hak self-determination rakyat setempat.
5.      Globalisasi sebagai penghapusan batas-batas teritorial (atau sebagai persebaransupra-teritorialitas). Globalisasi mendorong rekonfigurasi geografis, sehingga ruang-sosial tidak lagisemata dipetakan dengan kawasan teritorial, jarak teritorial, dan batas-batasteritorial. Dalam konteks ini, globalisasi juga dipahami sebagai sebuah proses(atau serangkaian proses) yang melahirkan sebuah transformasi dalam spatialorganisation dari hubungan sosial dan transaksi-ditinjau dari segi ekstensitas,intensitas, kecepatan dan dampaknya yang memutar mobilitas antar-benua atauantar-regional serta jaringan aktivitas. Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubunganekonomi, sosial, dan kultural yang menembus sekat-sekat geografis ruang danwaktu. Dengan demikian, globalisasi hampir melingkupi semua hal yangberkaitan dengan ekonomi, politik, kemajuan teknologi, informasi, komunikasi,transportasi, dll.

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi duniapendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenagapendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan,baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagimasyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Paling tidak, ada tiga dampak globalisasi yang akan terjadi dalam dunia pendidikan. Pertama, dunia pendidikan akan menjadi objek komoditas dankomersil seiring dengan kuatnya hembusan paham neoliberalisme yang melanda dunia. Kedua, mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Ketiga,globalisasi akan mendorong delokasi dan perubahan teknologi dan orientasipendidikan. Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara lain padaUU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, dan jenispendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Cara penyesuaian pendidikan Indonesia di era globalisasi sekarang ini adalah visioning, repositioning strategy, dan leadership. Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Denganvisi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak sertakepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun 2020 bukan tidak mungkinIndonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih bermartabat danjaya sebagai pemenang dalam globalisasi
Penulis menyarankan kepada pemerintah untuk lebih meningkatkan mutu SDM yang berkualitas dan bermoral agar dapat lebih siap untuk menerima dampak positif maupun dampak negatif dari adanya globalisasi. Peningkatan mutu SDM bisa ditingkatkan melalui program pendidikan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Hendaknya pemerintah juga lebih memperhatikan tentang dampak globalisasi,karena dampak globalisasi tidak hanya merugikan warga negaranya, akan tetapi hal itu juga dapat berimbas pada pemerintah sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar