Sistem
informasi manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system,
MIS) adalah bagian
dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi
pemanfaatan manusia,dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis
seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk
menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional
organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada
kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan
terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Sekarang saya
akan membahas tentang
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DI SEKOLAH….
Sistem pendidikan di Indonesia ini
membutuhkan sebuah revolusi. Banyak praktisi pendidikan yang mempertanyakan
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Berbicara mengenai kualitas
sebenarnya adalah hal yang sulit, karena kualitas itu sendiri adalah merupakan
suatu variabel tak terukur (non-parametrik). Banyak teori-teori
pendidikan yang mendasarkan tolak ukur kualitas pendidikan itu dinilai dari
hasil output pendidikan itu sendiri, kualitas siswa. Namun ada pula yang
mendasarkan pengukuran kualitas pada nilai efektifitas proses-proses
pendidikan.
Sebuah konsep dalam dunia
pendidikan di Indonesia yaitu Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menawarkan suatu
model solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, apapun interpretasi
kualitas pendidikan itu yaitu input, proses, ataupun output pendidikan. Dengan
diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah, diharapkan terwujudnya transformasi
dari pola pendidikan lama menuju pola pendidikan baru.
Salah satu cara untuk peningkatan
mutu pendidikan tersebut adalah dengan mengadopsi Teknologi Informasi & Komunikasi
(TIK) dalam proses-proses manajemen sekolah. Teknologi yang semakin berkembang
menyediakan kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan manajemen
pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah. Teknologi Informasi &
Komunikasi (TIK) memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan
seluruh aspek di dalam pendidikan di sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran.
Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan Sekolah
Ide dasar dari Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) adalah model partisipasi masyarakat dengan sekolah dalam
pengambilan keputusan kebijakan pendidikan sekolah. Dengan implementasi Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan Sekolah (SIMPS) ini diharapkan sekolah dapat
memperoleh manfaat terwujudnya suatu pusat informasi yang dapat diakses oleh
masyarakat umum, siswa, guru maupun orangtua/wali siswa untuk memperoleh
data-data pendidikan yang terkait dengan porsi dan kewenangannya. Disamping itu
juga akan dibentuk forum interaksi antara elemen pendidikan yang meliputi guru,
siswa, orangtua siswa, hingga alumni sekolah dan masyarakat umum, dan juga
sebagai media informasi kegiatan-kegiatan sekolah sehingga pihak sekolah dapat
mempertanggung-jawabkan secara publik mengenai kualitas pendidikan sekolahnya.
Beberapa masalah yang sering
dihadapi sekolah dalam melaksanakan pengendalian manajemen pendidikan di
sekolah yang menjalankan roda-roda manajemen tanpa menggunakan perangkat bantu
manajemen (management tools) antara lain adalah:
a) Layanan
pendidikan kepada siswa kurang optimal
Layanan pendidikan harus dirancang
seoptimal mungkin supaya dapat membuat proses pembelajaran lebih interaktif,
inspiratif, dan menyenangkan sehingga dapat lebih merangsang siswa untuk
berkreasi dan lebih menggali potensi minat, bakat, serta perkembangan fisiknya.
Dengan pola manajemen modern yang lebih dinamis serta perangkat bantu manajemen
yang lebih interaktif, diharapkan layanan pendidikan kepada siswa akan semakin
optimal.
b) Kekurang-paduan
antara data dan informasi antar komponen-komponen manajemen sekolah
Setiap komponen manajemen sekolah
tentu memiliki suatu mekanisme pengolahan data untuk menghasilkan
informasi-informasi yang terkait dengan bidang manajemennya supaya bisa
bermanfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Kekurang-paduan antara data dan
informasi yang dihasilkan di masing-masing komponen manajemen sekolah akan
menimbulkan banyak masalah seperti terdapatnya banyak “versi” informasi yang
tidak sama menimbulkan ambiguitas dan kebingungan mengenai mana informasi yang
benar. Atau ketidakmampuan salah satu komponen manajemen dalam menyediakan
informasi yang cepat karena masih harus dilakukan penggabungan data dari
berbagai sumber, mengolah, dan melaporakannya.
c) Tidak adanya
kolaborasi yang mempermudah koordinasi
Komponen manajemen sekolah seperti
dewan pengembang kurikulum sekolah merupakan salah satu komponen yang cukup
banyak melibatkan koordinasi yang intensif dalam proses-proses perencanaan dan
pengendalian serta evaluasi kurikulum. Tidak adanya kolaborasi antar para
pengembang kurikulum akan menimbulkan kesulitan dalam memperoleh kesamaan
persepsi mengenai perencanaan, implementasi, pemantauan, dan evaluasi
kurikulum.
d) Akuntabilitas
tidak berkesinambungan
Masih terkait dengan penjelasan
masalah pada poin (b) di atas, kerancuan informasi yang dihasilkan dari banyak
sumber data akan mengakibatkan akuntabilitas informasi menjadi dipertanyakan.
Sebuah sistem terintegrasi dapat mendorong kualitas proses manajemen yang
berkesinambungan antar proses-proses dalam masing-masing komponen sehingga
dapat ditindaklanjuti secara terstruktur dan sistematik.
e) Penyediaan
informasi tidak cepat dan tepat guna
Pada level manajemen yang lebih
tinggi, otoritas pendidikan (misalnya yayasan) akan memerlukan informasi yang
dibutuhkan untuk keperluan yang lebih strategis dalam proses pengambilan
keputusan pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu. Sistem informasi
yang baik sebagai alat bantu manajemen harus dapat menyediakan
informasi-informasi tersebut secara cepat dan tepat guna untuk dijadikan
referensi dalam kegiatan-kegiatan eksekutif pengambilan keputusan dan kebijakan
manajemen sekolah.
Perangkat bantu manajemen yang
diharapkan dapat mengeliminir hal-hal tersebut di atas adalah perangkat bantu
yang berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) sehingga dapat menjadi
tulang punggung sistem informasi manajemen sekolah, khususnya untuk membantu
mengkolaborasikan aspek-aspek transaksional dalam proses pelaksanaan manajemen
pendidikan dan aspek-aspek analisis informasi dalam proses pengendalian dan
evaluasi manajemen pendidikan. Apalagi jika ruang lingkup sistem manajemen
pendidikan di sekolah sudah semakin membesar dan melebar ke tingkatan
enterprise.
Dalam Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan Sekolah (SIMPS), beberapa hal yang
amat diperhatikan adalah:
TERINTEGRASI, dalam arti semua layanan pada elemen-elemen
primer sekolah memiliki keterkaitan dan dapat berinteraksi dalam hal
pendistribusian data maupun informasi.
TERKUSTOMISASI, dimana sistem ini dapat dikonfigurasi sesuai
kebutuhan dan kebijakan-kebijakan sekolah akan kegiatan operasional dan
manajemen sekolah.
TERSTANDARISASI, dimana sistem yang akan dibangun ini akan
disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan sehingga
pihak sekolah dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan (dan yang
diminta) oleh Dinas Pendidikan dalam rangka membuat perencanaan pengembangan
pendidikan daerah yang matang dan tepat sasaran.
Jadi, manfaat yang akan diperoleh
dengan SIMPS ini tidak hanya dirasakan oleh elemen sekolah saja (termasuk
civitas akademika, alumni, orangtua dan masyarakat), melainkan juga oleh Dinas
Pendidikan Nasional.
Proses-Proses Manajemen
Pendidikan di Sekolah
Manajemen pendidikan di sekolah
merupakan proses-proses yang terorganisir untuk pengelolaan komponen-komponen
pendidikan di sekolah, yaitu : kurikulum dan program pengajaran, tenaga
kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan
hubungan sekolah dan masyarakat, serta keorganisasian sekolah itu sendiri.
Beberapa masalah yang sering
dihadapi sekolah dalam melaksanakan pengendalian manajemen pendidikan di
sekolah yang menjalankan roda-roda manajemen tanpa menggunakan perangkat bantu
manajemen (management tools) antara lain adalah:
a) Layanan
pendidikan kepada siswa kurang optimal
Layanan pendidikan harus dirancang
seoptimal mungkin supaya dapat membuat proses pembelajaran lebih interaktif,
inspiratif, dan menyenangkan sehingga dapat lebih merangsang siswa untuk
berkreasi dan lebih menggali potensi minat, bakat, serta perkembangan fisiknya.
Dengan pola manajemen modern yang lebih dinamis serta perangkat bantu manajemen
yang lebih interaktif, diharapkan layanan pendidikan kepada siswa akan semakin
optimal.
b) Kekurang-paduan
antara data dan informasi antar komponen-komponen manajemen sekolah
Setiap komponen manajemen sekolah
tentu memiliki suatu mekanisme pengolahan data untuk menghasilkan
informasi-informasi yang terkait dengan bidang manajemennya supaya bisa
bermanfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Kekurang-paduan antara data dan
informasi yang dihasilkan di masing-masing komponen manajemen sekolah akan
menimbulkan banyak masalah seperti terdapatnya banyak “versi” informasi yang
tidak sama menimbulkan ambiguitas dan kebingungan mengenai mana informasi yang
benar. Atau ketidakmampuan salah satu komponen manajemen dalam menyediakan
informasi yang cepat karena masih harus dilakukan penggabungan data dari
berbagai sumber, mengolah, dan melaporakannya.
c) Tidak adanya
kolaborasi yang mempermudah koordinasi
Komponen manajemen sekolah seperti
dewan pengembang kurikulum sekolah merupakan salah satu komponen yang cukup
banyak melibatkan koordinasi yang intensif dalam proses-proses perencanaan dan
pengendalian serta evaluasi kurikulum. Tidak adanya kolaborasi antar para
pengembang kurikulum akan menimbulkan kesulitan dalam memperoleh kesamaan
persepsi mengenai perencanaan, implementasi, pemantauan, dan evaluasi
kurikulum.
d) Akuntabilitas
tidak berkesinambungan
Masih terkait dengan penjelasan
masalah pada poin (b) di atas, kerancuan informasi yang dihasilkan dari banyak
sumber data akan mengakibatkan akuntabilitas informasi menjadi dipertanyakan.
Sebuah sistem terintegrasi dapat mendorong kualitas proses manajemen yang
berkesinambungan antar proses-proses dalam masing-masing komponen sehingga
dapat ditindaklanjuti secara terstruktur dan sistematik.
e) Penyediaan
informasi tidak cepat dan tepat guna
Pada level manajemen yang lebih
tinggi, otoritas pendidikan (misalnya yayasan) akan memerlukan informasi yang
dibutuhkan untuk keperluan yang lebih strategis dalam proses pengambilan
keputusan pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu. Sistem informasi
yang baik sebagai alat bantu manajemen harus dapat menyediakan
informasi-informasi tersebut secara cepat dan tepat guna untuk dijadikan
referensi dalam kegiatan-kegiatan eksekutif pengambilan keputusan dan kebijakan
manajemen sekolah.
SIMPS Sebagai ERP
Pendidikan
Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem informasi yang mendukung
transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengelolaan sumber daya perusahaan.
Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu,
material dan kapasitas.
Konsep ERP dikembangkan dengan
latar belakang pemikiran perlunya dilakukan aktivitas pengintegrasian proses
secara lintas fungsi di dalam perusahaan, agar dapat lebih responsif terhadap
berbagai kebutuhan customer. Dilibatkannya aplikasi atau software
dalam konsep ERP adalah semata-mata karena perangkat teknologi tersebut dapat
memberikan nilai tambah berupa:
penghapusan proses-proses yang
tidak perlu (process elimination)
penyederhanaan proses-proses yang
rumit (process simplification)
penyatuan proses-proses yang
redundant (process integration)
pengotomatisasian proses-proses
yang manual (process automation).
ERP terdiri atas sistem berbasis
komputer yang dirancang untuk membantu proses transaksi dalam perusahaan dan
memfasilitasi perencanaan, produksi, dan respon secara real-time dan
terintegrasi – serta memiliki beberapa karakteristik meliputi
hal-hal sebagai berikut ini :
Sistem ERP adalah suatu paket
perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan pengguna server, baik itu
diimplementasikan secara tradisional atau berbasis jaringan (intranet maupun
internet).
Sistem ERP memadukan sebagian besar
dari proses yang ada dalam perusahaan.
Sistem ERP menggunakan database
yang secara tipikal menyimpan setiap data sekali saja.
Sistem ERP memungkinkan mengakses
data secara real-time.
sistem ERP memungkinkan perpaduan
proses transaksi dan kegiatan perencanaan.
Sedangkan penerapan konsep-konsep
ERP tersebut dalam industri pendidikan secara garis besar adalah sama dengan
ERP pada perusahaan. Ketika sebuah konsep mengenai otomatisasi transaksional di
sekolah dipikirkan, beberapa aspek yang masuk dalam pembahasan adalah manajemen
pembayaran, manajemen pembelajaran, manajemen aset, perpustakaan dan lain-lain.
Mungkin beberapa institusi pendidikan telah memiliki sebagian atau beberapa
aplikasi-aplikasi seperti itu, namun sifatnya stand-alone, yaitu
tidak saling memiliki keterkaitan satu sama lain antar sistemnya.
REFERENSI : Scott, G.M. (2004). Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen (terjemahan). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
0 komentar:
Posting Komentar