DAHLAN ISKAN
Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati (catatan tersebut dapat dibaca di Pengalaman Pribadi Menjalani Tranplantasi Liver) pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang penglaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina.
Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta.
Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC)yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong. Dengan panjang serat optik 4.300 kilometer
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.
Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.
GAYA KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan Dahlan Iskan sangat unik dan mirip seperti gaya kepemimpinan orang Tionghoa (Cina). Dia orangnya tidak suka rapat bertele-tele dan menunda-nunda pekerjaan. Semuanya serba cepat dan segera. Tidak ada istilah "nanti dulu atau sebentar". Jadi semuanya "Harus dan Harus Bisa".
Kepemimipinan Dahlan Iskan tidak ada istilah "The Right Man On The Right Place". Kalau begitu cara yang bagaimana yang digunakan Dahlan Iskan menempatkan posisi bawahannya? Prinsipnya, semua bawahannya harus siap ditempatkan dimana saja dan kapan saja. Kalau tidak bisa harus bisa dan belajar. Itulah dasar kepemimpinan dari Dahlan Iskan dan tidak boleh ditolak. Kalau ditolak, karyawan harus siap untuk mengundurkan diri atau dikucilkan di tempat yang tidak enak. Sehingga perusahaan dibawah kepemimpinan Dahlan Iskan tidak pernah kehabisan orang dan semuanya tersedia dari grupnya sendiri. Karyawan Jawa Pos harus siap menjabat rangkap dan siap bekerja 24 Jam penuh tanpa hari libur. Itulah prinsip dan gaya kepemimpinan dari Dahlan Iskan. Gaya kepemimpinan Dahlan Iskan aslinya sangat sederhana dan tidak rumit dan menggunakan sistem komando. Jadi Bos langsung bisa meminta bawahannya yang paling bawah untuk melakukan sesuatu tanpa harus melalui persetujuan atasannya masing-masing atau personalia.
Gaya kepemimpinan Dahlan Iskan tidak banyak kompromi dan lebih banyak perintah. Kalau dalam hal tugas dan pekerjaan, jangan coba-coba membahtah macam-macam, semua tidak akan didengarkan dan ditinggal pergi begitu saja. Tapi, apa yang sudah disuruh dan tidak dilakukan dengan baik dan benar, siap-siaplah menerima akibatnya. Bukan dari Dahlan Iskan eksekutornya melainkan dari bagian Personalianya.
Dahlan Iskan tidak suka orang yang santai atau menganggur. Dahlan Iskan lebih suka dengan orang yang selalu sibuk. Kalau tidak ada kerjaan, supaya mencari-cari apa yang bisa dikerjakan. Prinsipnya, jangan sampai menganggur atau bersantai ria.
Itulah gaya kepemimpinan dari Dahlan Iskan.
Sedikit berbicara dan banyak bekerja.
nara sumber : http://dahlaniskan.wordpress.com/profil-dahlan-iskan/
0 komentar:
Posting Komentar